Renungan Harian - Friday, 14 October 2022

TOPENG KEHIDUPAN


Jumat, 14 Oktober 2022

Santo Kallistus

Efesus 1:11-14

Mazmur 33: 1-2, 4-5, 12-13

Lukas 12: 1-7


“Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.” --- Lukas 12: 3


Tari topeng merupakan salah satu jenis tari yang kita kenal dalam budaya Nusantara. Ciri khas pertunjukkan tari topeng, penarinya akan menari dengan mengenakan topeng yang menutupi wajah penarinya. Salah satu fungsi topeng tersebut adalah untuk merepresentasikan kharakter atau watak tokoh yang dibawakan oleh penari. Penonton baru akan melihat wajah asli penari jika penari telah membuka topengnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita juga menggunakan topeng kehidupan ketika kita harus berhadapan dengan orang lain. Setiap orang yang mengenakan topeng kehidupan tentunya memiliki berbagai alasan sendiri. Berbagai macam topeng kehidupan dapat kita kenakan sesuai dengan apa yang kita butuhkan, bahkan kita dapat mengenakan topeng yang berbeda-beda ketika berhadapan dengan orang yang berbeda. Sebagai contoh pada saat kita bertemu seseorang, kita mengenakan topeng kehidupan kekayaan, kita mengaku  sukses dan terlihat memiliki kekayaan yang berlimpah dengan banyaknya barang-barang bermerk atau mobil yang kita miliki, namun sebenarnya kita memiliki hutang yang cukup banyak sehingga hidup kita yang sesungguhnya begitu rapuh. Ketika kita bertemu orang lain, kita mengenakan topeng kebaikan, kita memberikan donasi yang sebenarnya berdonasi bukan karena dorongan hati yang tulus melainkan berdonasi karena ingin mendapatkan sanjungan atau karena gengsi. Begitu juga pada saat yang berbeda, kita mengenakan topeng hidup berumah tangga, kita mengatakan atau mengesankan kepada orang lain bahwa hidup perkawinan kita harmonis tetapi pada kenyataannya kita tidak pernah meluangkan waktu dan perhatian kepada pasangan hidup maupun kepada anak-anak. Sebaliknya pada saat  kita belum atau tidak memiliki pasangan ketika ditanya kapan menikah mungkin kita akan memberikan jawaban untuk memantaskan diri kita. Kebiasaan menggunakan topeng kehidupan ini dapat membuat kita kecanduan untuk melakukan lagi dan melakukannya lagi. Hal ini cenderung kita lakukan untuk menutupi kekurangan, kejelekkan atau juga dosa kita.

Apa yang kita katakan sebenarnya berbeda dengan isi hati kita. Kita berbuat baik tetapi sebenarnya hal itu bertolak belakang dengan apa yang telah kita lakukan. Bahkan dosa yang telah kita perbuat kita simpan rapat agar orang lain tidak mengetahuinya. Itulah topeng kehidupan yang kita kenakan. Semakin banyak kita mengenakan topeng kehidupan maka kita semakin menjauh dari suka cita kehidupan. 

Dengan Firman Tuhan di atas, kita diingatkan bahwa kita bisa mengenakan topeng ketika bertemu dengan orang lain, tetapi tidak kepada Tuhan. Tuhan  mengetahui segala sesuatunya karena Ia Maha Mengetahui. Tak ada satupun yang dapat kita sembunyikan dari-Nya. Oleh karena itulah  hendaklah kita berlaku jujur, hidup apa adanya, tanpa perlu membohongi diri sendiri. Pada dasarnya apa yang kita sembunyikan dari orang lain pun pada saatnya akan terbuka juga. (AVI).

 

DOA: “Allah Bapa yang Maha Baik, terima kasih atas Firman-Mu yang menguatkan kami. Ampunilah kami jika kami sering menggunakan topeng kehidupan. Mampukanlah kami agar kami dapat berkata jujur dan berlaku apa adanya tanpa harus membohongi diri sendiri.” 

JANJI: “Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak  bagi orang-orang jujur.” Mazmur 33:1

PUJIAN: Santo Kallistus adalah seorang diakon dan bertugas untukmenjaga serta mengurus pekuburan serani di jalan Appia di luar kota Roma pada sekitar abad kedua. Kuburan ini ada di dalam katakombe yang kemudian lazim disebut Kuburan Santo Kallistus. Imam dan martir banyak yang dikuburkan di situ. Kuburan itu diperluas dan diberi gambar-gambar yang indah oleh Kallistus.  Umat Kristen sangat tertarik dengan teladan yang diberikan Kallistus. Kallistus terpilih menjadi Paus namun kepemimpinannya dibayangi oleh Hipolitus seorang calon yang gagal menjadi Paus. Hipolitus mengangkat dirinya sendiri menjadi Paus tandingan. Dalam masa kepemimpinan Kallistus, ia memberikan pengampunan kepada orang Kristen yang mau bertobat dan memberikannya kesempatan untuk menduduki posisi resmi dalam Gereja. Pada masa itu, banyak terjadi penangkapan dan pembunuhan orang Kristen. Kallistus sendiri juga termasuk yang ditangkap dan dimasukkan dalam penjara. Dalam penjara, Kallistus menyembuhkan seorang prajurit yang bernama Privatus. Tak lama kemudian, Kallistus dibunuh dengan cara ditenggelamkan di dalam perigi(sumur) di Trastevere. Gereja tiap tahun memperingatinya tiap tanggal 14 Oktober.

Penanggung jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

HAI ANAK MUDA, ... BANGKITLAH!

Tuesday, 27 Aug 2024

MENUTUP PINTU

Monday, 26 Aug 2024

TETAP PERCAYA

Sunday, 25 Aug 2024

MEMBUKA DIRI

Saturday, 24 Aug 2024

KASIH YANG SEMPURNA

Friday, 23 Aug 2024

MARI KE PESTA

Thursday, 22 Aug 2024

GEMBALA YANG BAIK

Wednesday, 21 Aug 2024

TERIKAT KEKAYAAN DUNIAWI

Tuesday, 20 Aug 2024

BAHAYA KEKAYAAN

Monday, 19 Aug 2024

PERTEMUAN YANG PENUH SUKACITA

Sunday, 18 Aug 2024

TAAT PADA PEMERINTAH DAN ALLAH

Saturday, 17 Aug 2024

TAAT DAN SETIA

Friday, 16 Aug 2024