Renungan Harian - Tuesday, 23 July 2024

BAPA YANG MEMPERSATUKAN  KITA


Selasa, 23 Juli 2024

Mikha 7:14-15.18-20

Mazmur 85:2-4.5-6.7-8

Matius 12:46-50


"Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa ... " --- Mikha 7:1Ba


SIAPAKAH KITA ini, yang hanyalah debu namun Sang Pencipta meninggikan kita, memuliakan kita dan menjadikan kita anak-Nya? Siapakah kita ini, yang hanya ciptaan dari tanah, namun dicintai dan diizinkan memanggil Raja Semesta sebagai Bapa kita? Walaupun kita selalu gagal dan terus berbuat dosa, namun Allah selalu mengampuni dan mengizinkan kita kembali kepada-Nya. Bukan hanya memaafkan, Bapa juga senantiasa menyayangi kita yang masih lebih sering tegar tengkuk daripada taat pada­ Nya. Yang berkenan pada kasih setia dan selalu siap untuk mengampuni dosa dan pelanggaran yang kita buat.

Seperti pemazmur menyanyikan kidung kasih bagi kita yang percaya pada Allah. Doa memohon belas kasihan pada Allah, Bapa kita, yang takkan pernah membiarkan murkanya berlanjut terus menerus. Bukan karena kita yang hebat namun Bapa yang penuh kasih dan slalu menyayangi ciptaan-Nya. Dan Allah tidak menuntut banyak dari kita untuk kita bisa mendapatkan kasih setia-Nya. Sang Bapa hanya meminta kita untuk menaati Sabda-Nya. Sabda yang hidup, yang menjadi penuntun di dalam perjalanan kita berziarah di dunia ini. Bukan dengan paksaan dan kekerasan tetapi dengan teladan kasih melalui Sang Putra, yang setia hingga wafat di kayu salib untuk menebus dosa dan kesalahan kita yang tak pernah habis. Kita tidak pernah berhenti berbuat dosa, dengan kesadaran maupun tidak. Dan Bapa, Allah Semesta Alam, tidak pernah berhenti mengasihi kita. Mengampuni kesalahan dan dosa tanpa mempertanyakan alasan kita. Kasih-Nya tanpa pamrih. Bahkan rela menjalani kehidupan seperti kita, untuk menjadi teladan dan contoh bagaimana hidup yang sebenarnya.

Dari bacaan Injil pada hari ini, Yesus menegaskan bahwa saudara bukan hanya dari ikatan darah. Namun seringkali, saudara seiman, yang saling membantu, mengingatkan dan berbagi kasih sehingga kita bisa terus berjalan di jalan kebenaran. Jalan Kebenaran adalah Jalan yang Yesus ajarkan pada kita, yang akan membawa kita kepada keselamatan. Dan itu hanya bisa kita lalui dengan terus taat dan setia pada Sang Bapa. Percaya penuh pada-Nya dan pada perencanaan-Nya. Yesus menunjukkan pada kita, Bunda Maria adalah orang pertama yang percaya sepenuh-Nya pada rencana Tuhan, rencana keselamatan yang bermula dari dirinya. Yang walaupun masih muda belia dan tidak mengerti namun tetap mempercayai tanpa ragu-ragu. Tentunya aku yakin, bunda kita merasa takut, khawatir untuk mengandung sebelum menikah. Bahkan hingga saat ini pun kejadian seperti itu walaupun sering terjadi, bukanlah hal yang bisa dibanggakan. Namun bunda kita bersedia dan berani tetap taat untuk melakukan kehendak Bapa. Memang tidak mudah namun tidak berarti mustahil. Sang Putra sendiri memberikan kita contoh bagaimana untuk menjadi sempurna. Taat pada kehendak Bapa hingga wafat secara hina di kayu salib. Dan dari bacaan Injil Matius 12: 50, "Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku", Yesus menunjukkan bahwa bunda Maria adalah teladan yang terus taat dan setia, yang terus mengikuti Sang Putra hingga di kaki kayu salib. Wanita mana yang tidak merasa pedih melihat Putra terkasihnya demikian. Namun bunda kita tetap memilih percaya penuh pada Sang Pencipta.

Bapa ingin kita bisa kembali kepada kemuliaan yang Dia berikan saat kita diciptakan dan belum jatuh kedalam dosa. Meskipun kita terus jatuh kedalam dosa-dosa, Bapa terus bersedia mengampuni saat kita datang memohon ampun dari-Nya. Bapa tidak memberikan batasan jumlah hingga berapa kali Dia akan mengampuni kita. Bapa hanya meminta kita untuk senantiasa percaya pada-Nya. Percaya pada rencana-Nya. Taat dan setia pada-Nya dengan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Karena untuk bisa terus taat dan setia melakukan kehendak Bapa, kita harus percaya pada­ Nya dan tentunya mencintai dan mengasih Tuhan dengan sepenuh hati, seperti Yesus dan bunda kita, Bunda Maria. Dan kasih-Nya mempersatukan kita sebagai satu keluarga Allah. (Beatrix)

DOA: "Allah Bapa, sungguh aku bersyukur memiliki Allah seperti-Mu, Allah yang bisa kupanggil Abba, Bapa. Yang takkan pernah meninggalkan aku yang lemah dan tetap bersedia mengampuni kesalahan yang masih sering aku buat. Terima kasih, Yesus, yang senantiasa membimbingku, memberikan teladan bagaimana untuk terus setia pada Bapa. Terima kasih Roh Kudus yang lembut hati, yang selalu setia mengingatkanku akan ajaran-ajaran dan Firman Tuhan yang kudengar dan menjadi pelaku Firman-Nya, Amin."

JANJI: "lika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." - Yohanes 14:23

PUJIAN:  Santa Brigitta adalah seorang mistikus gereja yang lahir di Swedia pada tahun 1303. Ia sering disebut sebagai Ratu Swedia walau sebenarnya ia tidak pernah menjadi ratu. Ia hanyalah pelayan dari ratu Swedia. Sejak kanak-kanak, ia rajin mengikuti misa dan dengan penuh perhatian mendengarkan kotbah. Lebih-lebih apabila pastor berkotbah tentang sengsara dan kematian Tuhan Jesus. Brigitta memiliki devosi yang kuat kepada Sengsara Yesus. Ketika berusia sepuluh tahun, Yesus di salib menampakkan diri kepadanya. Ia mendengar Yesus berkata :"Pandanglah aku, puteri-Ku.""Siapakah yang memperlakukan Engkau seperti ini?" tangis Brigitta kecil. "Mereka yang melecehkan Aku dan menolak kasih-Ku untuk mereka," jawab Yesus. Sejak itu Brigitta kecil selalu berupaya untuk mencegah orang menghina dan menyakiti hati Yesus. Menjelang akhir hidupnya, Brigitta berziarah ke Tanah Suci. Di tempat-tempat ziarah di sana, ia mendapat penampakan­ penampakan tentang apa yang telah Yesus katakan dan lakukan di tempat-tempat itu. Semua wahyu yang disampaikan kepada Brigitta tentang Sengsara Yesus diterbitkan setelah kematiannya. St.Brigitta wafat di Roma pada tanggal 23 Juli 1373. Ia dinyatakan santa oleh Paus Bonifasius IX pada tahun 1391. Ketaatan St Birgitta sejak kecil hanya mungkin karena kasihnyanyang besar pada Yesus dan mau mengikuti teladan-Nya.

Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

MINYAK, SUMBER DAYA HIDUP

Friday, 30 Aug 2024

PLIN PLAN

Thursday, 29 Aug 2024

HAI ANAK MUDA, ... BANGKITLAH!

Tuesday, 27 Aug 2024

MENUTUP PINTU

Monday, 26 Aug 2024

TETAP PERCAYA

Sunday, 25 Aug 2024

MEMBUKA DIRI

Saturday, 24 Aug 2024

KASIH YANG SEMPURNA

Friday, 23 Aug 2024

MARI KE PESTA

Thursday, 22 Aug 2024

GEMBALA YANG BAIK

Wednesday, 21 Aug 2024

TERIKAT KEKAYAAN DUNIAWI

Tuesday, 20 Aug 2024