KAYA HARTA ROHANI

Senin, 22 Oktober 2018

St. Yohanes Paulus II, Paus

Efesus 2:1-10

Mazmur 100:2-5

Lukas 12:13-21

“... (Jadilah) kaya di hadapan Allah.” --- Lukas 12:21

KALAU KITA bertemu dengan orang atau teman, lalu kita tersenyum atau merangkulnya, sekitar itu juga iapun tersenyum atau merangkul kita. Perhatian dan kasih yang kita berikan akan berlipat ganda dan juga menguntungkan kita. Tetapi kalau kita memberi ‘uang’, uang itu tetap sama, dan kita tidak akan menerima uang kembali.

Injil hari ini berfokus pada kekayaan dan uang. Mungkin kita menghadap Yesus seperti dalam Injil, sebagai seseorang yang baru berselisih dengan saudara sekandung. Orang dalam Injil itu meminta Yesus menjadi hakimnya agar ia mendapat bagian kekayaan yang selayaknya. Sayang, orang itu meminta bantuan pada Yesus dan ini salah alamat. Betul Yesus tidaklah meremehkan hal-hal kekayaan tetapi Ia lebih menekankan hal kekayaan rohani. Yesus kaya akan belas kasih, kaya akan kebaikan. Ia ingin jadikan kita-kita juga kaya. Inilah hal-hal yang berkenan di hadapan Allah.

Biasanya kita mulai dengan mengapresiasi nilai-nilai yang sudah ada pada diri kita. Entah itu kerendahan hati, kesabaran, belas kasih ataupun kasih. Kita bisa mohon untuk tumbuh berkembang dalam nilai-nilai itu. Dan Tuhan berkenan untuk memberikan kita lebih! Kita butuh sikap berbela rasa? Kita bisa memohonnya. Kita membutuhkan sikap mengampuni? Kita bisa mohon kepada-Nya! Tuhan tentu akan menganugerahinya. Ia begitu dermawan dalam hal memberi kekayaan rohani-Nya. Jangan takut memberikan kekayaan rohani kita kepada teman dan sesama kita setiap hari. Kita tak akan kehilangan dan kehabisan. Kita ingat sabda Yesus “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:38).

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk dapat menerima dari-Mu lebih dan lebih agar kamipun bisa memberi dan terus memberi kepada sesama kami.

Janji: “Tetapi Allah yang kaya dalam rahmat oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita” --- Efesus 2:4

Pujian: Bu Sarjito selalu memiliki rasa was-was kalau dimintai dana Yesus menegurnya agar dia dermawan dalam membantu. Akhirnya ia lakukan itu. Sejak itu berkat Tuhan selalu melimpah dan ada saja uang dan barang yang dapat diberikan kepada yang membutuhkannya.

Penanggung jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ