Renungan Harian - Monday, 15 July 2024

LOYALITAS KEPADA YESUS


Senin, 15 Juli 2024

Yesaya 1:11-17

Mazmur 50:9.16bc-17.21.23

Matius 10:34-11:1


“Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.” --- Matius 10:35-36


DANIAH ADALAH seorang wanita dewasa yang sedang menjalin kasih dengan pria Kristiani, ia telah merencanakan untuk menikah dan sedang dalam proses mengikuti katekisasi menjadi seorang Kristiani. Ayah Daniah tidak mengijinkannya, ayahnya berkata: “kamu telah membuat aku malu, karena kamu akan menjadi satu-satunya anak yang murtad didalam keluarga besar kita”, demikian yang disampaikan oleh ayahnya. Daniah kemudian berembuk dengan calon mertuanya dan keluarga besar dari calon suaminya. Kesimpulannya adalah tetap menikah, sebab biasanya kemarahan orang tua bersifat sementara, kelak jika Daniah punya anak maka ayah Daniah akan senang dengan menggendong cucunya, anak dari Daniah. Namun setelah Daniah melahirkan dan sampai anaknya sekolah, ayah Daniah tetap menutup pintu hatinya dan tidak mengakui Daniah dan cucunya.

Dalam tradisi masyarakat Yahudi pada zaman Yesus, ikatan keluarga jauh lebih erat daripada ikatan dalam masyarakat modern, oleh karena itu Yesus menyadari bahwa kesetiaan kepada-Nya akan menjadi “irisan” terhadap kesetiaan kepada keluarga, karena Yesus mengetahui akan hal itu maka Yesus menuntut loyalitas yang mutlak kepada diri-Nya. Sabda Yesus ini bukanlah menentang keluarga sebagai sebuah keluarga, melainkan bahwa para murid-Nya diharuskan mempunyai loyalitas yang lebih besar kepada Yesus daripada kepada anggota keluarga mereka. Jika suatu keadaan memaksa harus memilih antara Yesus dan keluarga, maka Yesus menuntut loyalitas mutlak kepada diri-Nya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku (Mat 10:37).

Ada banyak persoalan dalam kehidupan ini yang seringkali tanpa kita sadari, kita dihadapkan dengan pilihan apakah kita tetap mempunyai loyalitas yang tinggi kepada Yesus ataukah mengabaikannya.

Yesus secara tegas menuntut kita untuk loyal kepada-Nya, jangan ada keraguan sedikitpun dalam diri kita kepada Yesus, sekali kita percaya kepada-Nya maka kepercayaan itu haruslah menjadi “kepercayaan yang mutlak” kepada Yesus, dalam keadaan susah dan bahkan mengalami penderitaan yang sangat berat sekalipun maka seharusnya hanya ada satu ketetapan pada diri kita yaitu datang kepada Yesus, dan itulah loyalitas sesungguhnya yang dikehendaki oleh Yesus.

Dengan demikian ketika kelak kita kembali ke surga maka Yesuslah yang pertama-tama akan menyambut kita dan mengulurkan tangan-Nya kepada kita untuk loyalitas mutlak yang telah kita berikan kepada-Nya. Tuhan memberkati. (Siswoyo Nugroho)

 

DOA: ”Ya Yesus, pimpin aku dengan terang Roh Kudus-Mu dalam menghadapi persoalan hidup ini, supaya aku selalu setia kepada-Mu di sepanjang hidupku, Amin.”

JANJI: ”Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya." - Mazmur 50:23

PUJIAN: Bonaventura terlahir dengan nama Giovanni di Fidanza pada tahun 1221 di kota Bargnoreggio, dekat Orvieto, Italia. Bonaventura menjadi biarawan, bergabung dengan Ordo Fransiskan (O.F.M.=Ordo Saudara-saudara Dina). Ia meninggalkan negerinya untuk belajar di Universitas Paris di Perancis. Ia menjadi seorang penulis tentang hal-hal ke-Tuhan-an yang hebat. Kasihnya kepada Tuhan demikian besar sehingga orang memanggilnya dengan sebutan “Doctor Seraphicus”. Seraphicus artinya seperti malaikat. Pada tahun 1265, Paus Klemens IV ingin menjadikan Bonaventura seorang Uskup Agung. Tetapi, Bonaventura menyatakan keberatannya kepada Paus. Bapa Suci menghormati keputusannya. Meskipun menolak diangkat menjadi Uskup Agung, Bonaventura setuju diangkat menjadi pembesar umum Ordo Fransiskan. Pada tahun 1273, Beato Paus Gregorius X mengangkat Bonaventura menjadi Kardinal. Kardinal Bonaventura memberikan bantuan yang amat besar kepada Paus yang pada tahun 1274 mengadakan Konsili Lyon. Ia memberikan pengaruh yang besar pada konsili tersebut. Bonaventura wafat secara mendadak pada tanggal 14 Juli 1274 dalam usia 53 tahun. Paus berada di sisinya ketika ia wafat. Bonaventura dinyatakan santo pada tahun 1482 oleh Paus Sixtus IV. Pada tahun 1588, Paus Sixtus V memberinya gelar Pujangga Gereja. “Jika kamu bertanya bagaimana hal-hal semacam itu dapat terjadi, carilah jawabnya dengan rahmat Tuhan, bukan dengan ajaran; dengan kerinduan hati, bukan dengan pengetahuan, dengan keluh-kesah doa, bukan dengan penyelidikan.” ~ St. Bonaventura

Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

MINYAK, SUMBER DAYA HIDUP

Friday, 30 Aug 2024

PLIN PLAN

Thursday, 29 Aug 2024

HAI ANAK MUDA, ... BANGKITLAH!

Tuesday, 27 Aug 2024

MENUTUP PINTU

Monday, 26 Aug 2024

TETAP PERCAYA

Sunday, 25 Aug 2024

MEMBUKA DIRI

Saturday, 24 Aug 2024

KASIH YANG SEMPURNA

Friday, 23 Aug 2024

MARI KE PESTA

Thursday, 22 Aug 2024

GEMBALA YANG BAIK

Wednesday, 21 Aug 2024

TERIKAT KEKAYAAN DUNIAWI

Tuesday, 20 Aug 2024