Renungan Harian - Thursday, 10 January 2019

PENGAJARAN YESUS DI NAZARETH


Kamis, 10 Januari 2019  

St. Gregorius Nissa, Gulielus Bituricencis

1 Yohanes 4:19-5:4

Mazmur 72:2, 14,15bc,17

Lukas 4:14-22a


"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia  telah mengutus Aku  ----  Lukas 4:18


PULANG KAMPUNG HALAMAN tentu merupakan hal menyenangkan. Apalagi kalau kita telah lama meninggalkan kampung halaman kita. Kita dapat  berjumpa dengan orang-orang yang telah lama kita kenal, bahkan mungkin dengan teman sepermainan sejak kecil, dengan sahabat, sanak saudara, ataupun dengan orang-orang yang lebih tua dan dihormati. Dan bisa saja saat itu kedatangan kita kembali ke kampung halaman diterima dan ditanggapi oleh orang-orang tetangga dan sanak saudara. Mungkin kita pujian atas prestasi atau status kita yang baru yang memberi kebanggaan bagi mereka.

Hal seperti ini juga terjadi pada Yesus, saat Ia pulang ke kampung halamannya di Nazareth. Orang-orang Nazareth mempunyai harapan yang besar terhadap Yesus. Mengapa? Karena mereka telah mendengar sebelumnya bahwa Yesus telah menjadi pengajar terkenal, yang tidak hanya mengajar tetapi juga membuat banyak mukjizat. Yesus dinilai telah membuat Nazareth menjadi dikenal. Maka wajar jika kedatangan Yesus sudah ditunggu-tunggu, karena  mereka, ingin mendengar dan melihat peristiwa hebat  apa yang akan dilakukan Yesus di kampung halamannya.

Seperti dulu, kebiasaan pada hari Sabat, Yesus masuk ke rumah ibadat dan diminta membaca nas dari kitab nabi Yesaya yang diberikan-Nya (Yes 61:1-2) . Di situ  tertulis “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin: dan Ia telah mengutus Aku” – (Luk 4:18). Dengan pengajaran Yesus dan kata-kata yang begitu indah, ditambah lagi dengan pernyataan-Nya yang  sangat berani bahwa nas, apa yang ditulis oleh  nabi Yesaya telah tergenapi sewaktu mereka mendengarnya. Tetapi hal ini membuat orang-orang Nazareth menjadi heran. Bagaimana mungkin Yesus yang mereka kenal selama ini sebagai anak Yusuf berani menyatakan  bahwa Ia-lah yang dimaksud dalam nas Nabi Yesaya tersebut.

Yesus diutus untuk melakukan perkara besar, yakni untuk menyampaikan Kabar Baik kepada orang-orang miskin, yakni miskin rohani. Juga perkataan Yesus bahwa Ia telah diurapi, yang  berarti Dia-lah yang diutus menjadi “Mesias” – Sang Juru Selamat bagi manusia dari belenggu  dosa, dari tawanan iblis, dan dari  kuasa kegelapan. Sebaga san Pembebas, Yesus diutus untuk memberi penglihatan  bagi orang-orang buta baik secara fisik maupun rohaninya, serta membebaskan orang-orang tertindas dan memberitakan Tahun Rahmat Tuhan sudah datang. Kedatangan Yesus adalah Kabar Gembira bagi kaum yang selama ini terpinggirkan, kaum yang selama ini dianggap tidak pantas menerima karunia keselamatan kekal dari Allah.

Yesus mendapatkan pujian dan sanjungan di awal pengajaran-Nya. Mereka kagum dan semakin takjub karena menyadari bahwa Yesus yang sedang mereka dengarkan pengajarannya itu adalah anak Yusuf yang mereka kenal sebagai  seorang tukang kayu, orang yang selama ini tidak pernah mereka anggap istimewa di Nazareth.

Dalam hal ini kita diharapkan tidak terjebak sehingga berperilaku seperti orang-orang Nazareth. Mereka dengan gampang  menilai keberadaan seseorang dari latar belakang sosialnya, menilai dari status sosial dai  keluarganya, dari harta dan kekayaannya. Kita diajak, sebagai murid-murid Yesus,  untuk dapat menerima penuh keberadaan seseorang bukan karena atribut yang menempel pada seseorang, akan tetapi karena nilai-nilai kebenaran yang tercermin dari ucapannya,  nilai-nilai kebenaran  dari perilakunya. Dengan sikap kepribadian kita yang demikian, kita akan lebih mampu menghantarkan orang-orang lain  kepada Yesus (Thonny).

Doa: Ya Bapa, Engkau telah mengutus Putera-Mu untuk membebaskan kami dari kemiskinan dan kebutaan rohani kami. Bantulah  kami agar selalu peka dan dapat menerima terang Roh Kudus-Mu sehingga kami dapat semakin mengenal Engkau sebagai Juru Selamat kami.

Janji: “Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!” --- Mazmur 72:2.

Pujian:  Ita awalnya mendapatkan penolakan dari keluarganya karena mengikuti katekumen untuk baptis. Berkat ketekunannya dalam berdoa melalui Novena tiga Salam Maria, akhirnya ia diijinkan ibunya menjadi pengikut Kristus.

Penanggung jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

MEMATUHI PERATURAN

Saturday, 06 Jul 2024

JALAN HIDUP DAN AKHIR HIDUPMU

Friday, 05 Jul 2024

SUDUT PANDANG

Thursday, 04 Jul 2024

MENJADI PERCAYA

Wednesday, 03 Jul 2024

IMAN TUMBUH dari RASA PERCAYA

Tuesday, 02 Jul 2024

IKUT SEGERA, JANGAN TUNDA

Monday, 01 Jul 2024

SIAPAKAH YESUS BAGIKU

Saturday, 29 Jun 2024

JADILAH ENGKAU TAHIR

Friday, 28 Jun 2024

KETAATAN

Thursday, 27 Jun 2024

MENGENAL POHON DARI BUAHNYA

Wednesday, 26 Jun 2024

JALAN SEMPIT JALAN KEHIDUPAN

Tuesday, 25 Jun 2024