Renungan Harian - Wednesday, 10 October 2018

SETELAH DIAMPUNI MARILAH KITA MENGAMPUNI


Rabu, 10 Oktober 2018

Galatia 2:1-2,7-14

Mazmur 117:1-2

Lukas 11:1-4


“… dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” --- Lukas 11:4

 

DALAM DOA Fransiskus dari Assisi, yang terkenal, diucapkan, “semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur, memahami daripada dipahami, mencintai daripada dicintai, ... mengampuni (daripada) diampuni ...” Tetapi kita sebaliknya. Pada dasarnya kita lebih ingin diberi daripada memberi, lebih mau dikasihi daripada mengasihi, lebih ingin diampuni daripada mengampuni.

Apakah hal ini sesungguhnya memperlihatkan bahwa kita, manusia, lebih senang menjadi obyek daripada menjadi subyek? Sesungguhnya kecenderungan kita, manusia, ingin menjadi subyek, bukan obyek! Misalnya, kita ingin memiliki kemerdekaan/kebebasan, tidak mau dikekang, mau mengatur tetapi sulit diatur, mau marah karena hal yang sepele, tetapi tidak suka bila dimarahi, walaupun sesungguhnya kita bersalah besar, mudah menyalahkan orang lain, tetapi tidak mau disalahkan; berpandangan negatif terhadap sesama, bukannya positif!

Bila kita renungkan hal di atas, maka kita ini suka menjadi subyek bila ia berada di atas -- lebih berkuasa, lebih dihormati- dibandingkan orang lain, tetapi saat ia berada di posisi yang lebih rendah, maka ia senang menjadi objek.

Dalam doa Bapa Kami, yang kita ucapkan beberapa kali setiap hari, kita mengucap “… ampunilah dosa kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami …”. Kita minta ampun dan kita pun mau mengampuni orang lain, tetapi kenyataannya setelah kita diampuni kita masih menaruh kesal, marah malahan dendam kepada orang yang telah menyakiti kita. Ingat ajaran Yesus dalam bentuk perumpamaan tentang pentingnya ‘Mengampuni’ (Mat 18:21-35).

Lalu? Mari kita bersikap pro-active, artinya tidak perlu menunggu orang lain, tetapi marilah kita lebih dahulu yang melakukannya, dengan kesadaran dari dalam diri kita untuk melakukan berbagai hal yang positif. Tetapi bila ada hal negatif yang menimpa kita, maka hendaknya kita pun tetap bersikap pro-active! Kita perlu terus berusaha untuk mengatasi hal yang tidak menyenangkan tersebut, dengan tenang mengolahnya. (DAG)

Doa: Tuhan, mampukan aku untuk memaafkan dan melupakan kesalahan sesama kami. Berilah aku rahmat untuk bersikap positif terhadap orang lain; sikap yang mengenyahkan pandangan-pandangan negatif akan sesama.

Janji: “Kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya” --- Mazmur 117:2

Pujian: Karena perbedaan yang tajam dalam ber-Evangelisasi, akhirnya mereka berdamai, Paulus berjabat tangan dengan Petrus dan Yakobus.

Penanggung jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

IMAN TUMBUH dari RASA PERCAYA

Tuesday, 02 Jul 2024

IKUT SEGERA, JANGAN TUNDA

Monday, 01 Jul 2024

SIAPAKAH YESUS BAGIKU

Saturday, 29 Jun 2024

JADILAH ENGKAU TAHIR

Friday, 28 Jun 2024

KETAATAN

Thursday, 27 Jun 2024

MENGENAL POHON DARI BUAHNYA

Wednesday, 26 Jun 2024

JALAN SEMPIT JALAN KEHIDUPAN

Tuesday, 25 Jun 2024

RAHMAT TUHAN MEMBAWA SUKACITA

Monday, 24 Jun 2024

MENGAPA KAMU TIDAK PERCAYA ?

Sunday, 23 Jun 2024

BERPIKIR SECARA POSITIF

Saturday, 22 Jun 2024

HARTA SURGAWI

Friday, 21 Jun 2024