Renungan Harian - Tuesday, 21 November 2023

TELADAN DAN PERTOBATAN


Selasa, 21 November 2023

2 Makabe 6:18-31

Mazmur 4:2-3.4-5.6-7

Lukas 19:1-10


“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.“ --- Lukas 19:10


SERINGKALI KITA bersungut-sungut saat kita melihat orang yang tidak kita sukai atau yang kita tahu “berdosa” datang ke gereja ataupun mengikuti kegiatan rohani. Tidak jarang kita bergosip atau membicarakan orang tersebut dengan sesama teman pelayanan yang kita akrab. Dan sepertinya itu adalah hal yang wajar, normal dan benar. Karena di mata dan pikiran kita, kehadiran mereka akan menodai gereja. Akan mencemarkan nama baik kelompok bahkan ada yang berpikir akan menulari kesucian kita.

Bacaan Liturgi hari ini membuktikan bahwa perbuatan tersebut tidak benar. Yesus sendiri mengatakan “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Kalau kita renungkan, sungguh benar dan masuk akal manusiawi kita. Karena memang orang yang berdosa yang membutuhkan bantuan untuk bisa kembali ke Jalan yang Benar. Orang yang sakit yang membutuhkan tabib atau dokter karena mereka sedang dalam keadaan tidak baik secara jasmani. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit seperti dikatakan di ketiga Injil Lukas 5:31-32, Markus 2:17 dan Matius 9:12. Dan mereka membutuhkan pertolongan dan obat-obatan untuk memnyembuhkan dan membawa mereka kembali ke keadaan yang prima. Dalam hal rohani, tentunya ikut kegiatan rohani, pelayanan dan terutama menghadiri Misa dan menyambut Ekaristi Kudus adalah obat untuk pemulihan. Cara terbaik untuk bisa menemukan kembali Jalan Kebenaran.

Siapakah kita ini yang menggerutu dan bersungut-sungut jika kita melihat ada orang yang di mata kita berdosa dan berusaha kembali kepada Kebenaran? Memang lebih mudah melihat kesalahan sesama daripada kesalahan diri kita sendiri. Di Injil Matius 7:3-5 pun dikatakan “Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu…” Dan memang itu sangatlah manusiawi. Kerapkali pikiran manusiawi kita bekerja sesuai dengan ukuran normal di mata manusia. Namun sebagai anak-anak Allah kita, yang telah dimurnikan oleh Darah Yesus, yang telah mengerti teladan yang Yesus ajarkan, kita mesti lebih baik lagi. Kita harus bisa menjadi teladan bagi sesama kita sehingga hidup kita dapat menjadi panutan. Dan juga mampu menjadi saksi Injil yang akan membawa orang-orang mengenal Tuhan. Menjadi contoh nyata dalam kasih Tuhan bagi orang di sekitar kita dengan mengikuti ajaran-ajaran Yesus.

Memang tidak mudah dan memang lebih mudah mengatakan daripada melakukan. Namun dengan kemauan yang teguh, iman dan cinta kita kepada Tuhan akan memampukan kita. Mungkin sebagai langkah pertama yang bisa kita lakukan, posisikan diri kita sebagai orang “berdosa” tersebut. Jika aku yang berdosa, apa yang aku harapkan dari orang-orang di sekitarku? Penghakiman? Diasingkan? Yang mana aku yakin, rasa tidak nyaman sudah terus ada di dalam pikiran mereka. Uluran tangan yang penuh kasih lebih dibutuhkan daripada penghakiman yang tidak dapat mengubah apapun selain membuat orang berdosa semakin menjauh dan kita pun ikut menjadi pendosa dengan penghakiman dan gerutuan kita. Jangan lupa, dengan penghakiman yang kita pakai untuk menghakimi, kita akan dihakimi. Dengan ukuran yang kita pakai, itu juga yang akan dikurkan kepada kita (Matius 7:2). Jadi mari kita mulai berlomba memakai ukuran terbaik sesuai ukuran Tuhan kita sehingga kita bisa menyelesaikan perlombaan dengan terbaik dan memenangkan Piala Keselamatan. Menjadi rekan sekerja Yesus, mencari dan menyelamatkan yang hilang, menjadi saksi Injil dan membuka jalan untuk pertobatan. (Beatrix).

 

DOA: “Ya Yesus-ku, terima kasih atas ajaran-Mu yang penuh kasih dan selalu memberikan pembaharuan bagi imanku. Aku tahu tidak mudah mengikuti teladan-Mu namun aku percaya tidak ada yang mustahil jika aku bersedia mengikut-Mu. Meskipun aku masih sering tersesat namun aku yakin Engkau takkan pernah meninggalkanku sendirian, Amin”

JANJI: “Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.” - Mazmur 3:5

PUJIAN: Santa Monika (332-387) adalah seorang perempuan yang amat saleh dan ibu dari Agustinus, salah satu Bapa Gereja paling terkenal. Semasa hidupnya Monika dengan sabar mendoakan suami dan mertuanya (Patrisius dan ibunya adalah orang yang kasar dan pemarah & suaminya juga melakukan banyak hal yang menyakiti hatinya selama hidup perkawinan mereka) supaya mengubah perilakunya dan menjadi orang-orang Kristen yang taat. Hal itu terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum doa Monika terkabul. Dengan iman dan penuh kasih, Monika mengikuti ajaran Yesus. Bahkan Ketika suaminya telah mengubah hidupnya, kini giliran salah satu anaknya, Agustinus, yang perlu melakukan perubahan. Agustinus sebenarnya telah menjadi Kristen, tetapi menjalani hidup yang tidak sesuai dengan iman Kristen, termasuk juga memiliki anak tanpa menikah. Setelah itu, Agustinus meninggalkan daerah asalnya dan berkelana ke Italia. Monika terus berdoa bagi Agustinus selama 17 tahun hingga akhirnya Agustinus mau mengubah hidupnya. Agustinus kemudian menjadi seorang teolog dan santo yang paling dikenal dalam sejarah gereja.

Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

SEORANG HAMBA

Sunday, 07 Jul 2024

MEMATUHI PERATURAN

Saturday, 06 Jul 2024

JALAN HIDUP DAN AKHIR HIDUPMU

Friday, 05 Jul 2024

SUDUT PANDANG

Thursday, 04 Jul 2024

MENJADI PERCAYA

Wednesday, 03 Jul 2024

IMAN TUMBUH dari RASA PERCAYA

Tuesday, 02 Jul 2024

IKUT SEGERA, JANGAN TUNDA

Monday, 01 Jul 2024

SIAPAKAH YESUS BAGIKU

Saturday, 29 Jun 2024

JADILAH ENGKAU TAHIR

Friday, 28 Jun 2024

KETAATAN

Thursday, 27 Jun 2024

MENGENAL POHON DARI BUAHNYA

Wednesday, 26 Jun 2024