Renungan Harian - Tuesday, 06 August 2024

YESUS MENAMPAKKAN  KEMULIAAN-NYA


Selasa, 6 Agustus 2024

Daniel 7: 9-10. 13-14

Mazmur 97:1 -2. 5-6. 9

Markus 9:2—1 0


“Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka. Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka.” --- Markus 9:2


AKIBAT DOSA, manusia telah kehilangan kemuliaan dan rahmat kekudusan Allah. Untuk menyelamatkan manusia yang penuh dosa itu, Allah Bapa mengutus Anak- Nya Yang Tunggal turun ke dunia. Tuhan Yesus hadir untuk melakukan kehendak Allah Bapa. Sebagai upaya untuk menunjukkan kepada manusia (yang akan diselamatkan- Nya) “siapa diri- Nya” serta “apa relasinya dengan Allah Bapa”, Tuhan Yesus merasa perlu untuk mulai memperkenalkan siapa dia sebenarnya kepada para murid- Nya. Tuhan Yesus ingin membuka siapa jati diri- Nya.

Untuk itu Tuhan Yesus mengambil prakarsa dengan memilih tiga orang diantara para murid-Nya dan mengajak mereka ke tempat yang tinggi. Disini Tuhan Yesus berubah rupa: pakaiannya sangat putih berkilat dan nampak Elia dan Musa sedang berbicara dengan-Nya. (Mrk.9:3-4) Dan selanjutnya Allah Bapa sendiri menyatakan baga?mana relasi Tuhan Yesus dengan-Nya, dengan menvatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Putra Allah. (Mrk.9:7) Dan bahkan sebagai Putra Allah, berikutnya disampaikan bahwa Tuhan Yesus sangat berkuasa dan mampu mengalahkan kematian yang oleh banyak manusia sangat ditakuti dan tidak dapat dihindari. Hal ini disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada ketiga murid-Nya sebelum terjadi dengan mengatakan per?hal “Anak Manusia bangkit dari antara orang mati” (Mrk.9: 9).

Dari perikop diatas, dengan “pakaian sangat putih berkilat” Tuhan Yesus memperkenalkan diri sebagai yang kudus dan mulia. Nabi Elia dan Musa pun sebagai orang kudus pilihan Allah berbincang dengan Dia. Bahkan Allah sendiri menegaskan bahwa Tuhan Yesus adalah Anak-Nya.

Bacaan diatas mengingatkan kita bahwa rencana dan prakarsa (inisiatif) penyefamatan umat manusia berasal dari Allah. Allah menghendaki agar manusia selamat dan bahagia.  Allah berinisiatif memilih dan mengundang manusia untuk d?selamatkan dan kembali kepada Allah Bapa dengan mengutus Putra- Nya Yang Tunggal ke dunia. Tuhan Yesus selalu hadir di sepanjang waktu mengajak manusia yang dipilih- Nya untuk “menyendiri ke tempat yang tinggi”. Kata “menyendiri” dapat dimaknat sebagai upaya kita untuk menyediakan waktu secara pribadi bagi Tuhan; dan “tempat yang tinggi” dapat diartikan sebagai “tempat dimana Tuhan hadir”. Di “tempat” ini Tuhan Yesus mengajak manusia untuk menjalin dialog dengan-Nya agar rencana penyelamatan manusia dapat terlaksana.

Masalahnya adalah bagaimana respon dari manusia yang dipilih-Nya terhadap undangan keselamatan itu. Manusia memiliki kehendak bebas (free will) untuk mengambil keputusan “bersedia atau tidak” untuk diselamatkan. Sebab dalam proses penyelamatan harus ada partisipasi aktif dari kedua pihak yaitu p?hak yang menyelamatkan dan pihak yang akan diselamatkan.

Namun seringkali, manusia yang melalui Sakramen Pembaptisan sebenarnya telah menjadi “yang dipilih Allah” ternyata gagal membangun dialog dengan Tuhan Yesus. Kita gagal menangkap kehadiran Tuhan dan ajakan-Nya untuk “menyendiri ke tempat yang tinggi”. Banyak alasan dan rasionalisasi-nya: kesibukan dalam organisasi, sibuk kegiatan pelayanan, beban pekerjaan, tidak punya waktu, sibuk mengurus rumah tangga, malas, terlalu lelah, lupa, dsb ... menjadi “alasan pembenar” sehingga tidak terjadi dialog kita dengan Tuhan. Pertanyaan reflektif bagi kita: “Apakah kita termasuk diantara manusia yang gagal membangun dialog dengan Tuhan itu?” (Hadi Karyono)


DOA: “Allah, kami menyadari bahwa rencana-Mu adalah menyelamatkan kami dari belenggu dosa dengan mengutus Putra-Mu. Ampuni kami yang sering gagal memahami kehadiran Putra-Mu dan tidak berhasil membangun komunikasi dengan-Nya. Utuslah Roh kudus untuk hadir membantu kami yang lemah ini agar lebih peka terhadap kehadiran Putra-Mu serta mampu membangun komunikasi yang lebih baik dengan-Nya di dalam hidup keseharian kami, Amin.”

JANJI: “TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi beraorak-aorak, biarlah banyak pulau bersukacita!”- Mazmur 97: 1

PUJIAN: Santo Hermanus, Pengaku Iman. Santo Hermanus berkebangsaan Yahudi. Dia lahir pada tahun 1110. St. Hermanus dibaptis pada usia 21 tahun di Koln, Jerman Barat. Kemudian Dia menjadi seorang biarawan. Dia d?angkat dan menjadi pimpinan biarawan baik karena kebaikan dan teladannya. D?a meninggal  pada tahun 1173 saat berusia  63 tahun. Karena kesucian dan keteladanan hidupnya, dia kanonisasi

Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

MINYAK, SUMBER DAYA HIDUP

Friday, 30 Aug 2024

PLIN PLAN

Thursday, 29 Aug 2024

HAI ANAK MUDA, ... BANGKITLAH!

Tuesday, 27 Aug 2024

MENUTUP PINTU

Monday, 26 Aug 2024

TETAP PERCAYA

Sunday, 25 Aug 2024

MEMBUKA DIRI

Saturday, 24 Aug 2024

KASIH YANG SEMPURNA

Friday, 23 Aug 2024

MARI KE PESTA

Thursday, 22 Aug 2024

GEMBALA YANG BAIK

Wednesday, 21 Aug 2024

TERIKAT KEKAYAAN DUNIAWI

Tuesday, 20 Aug 2024